MEDIAALIF.COM, Batam – Kondisi pandemi yang melanda bumi Boenda Pertiwi, membuat semua pihak bersikap, bersatu padu berjuang melawan dan memutus mata rantai si covid atau Qif 19.
Wabah Corona, bukan Avanza loh..sangat gencar diperangi oleh umat manusia, menggunakan perangkat tercanggih berupa senjata nuklir terakhir, yaitu Berdoa kepada Tuhan, berbagi berkah Ramadhan di panti asuhan, kok malah dimanfaatkan oleh sejumlah orang berwajah culun berjiwa korsa, terkonfirmasi positif serakah, Takut aaH…dengan alasan WFH work from home pula.
Akhirnya, si Corona yang mulai tergerus dari kehidupan umat manusia di wilayah perkotaan, secara perlahan tapi pasti dapat dihalau, di usir untuk kembali ke asalnya dan jangan pernah kembali lagi.
Berkat ikhtiar dan doa tulus umat manusia di bumi melayu, si Corona dapat dihalau tanpa menunggu hadirnya Power Rangers sebagai pemangku adat “KEWENANGAN” Penjaga Keadilan dan Kebenaran. Tapi terlalu banyak dan tinggi nian wooi ilmu si Power Rangers, yaitu ilmu Akal-Akalan seribu macam alasan, tak berani tampil dilapangan.
Sehingga umat manusia tidak lagi membutuhkannya, sebab dia hanya sebuah visualisasi mithos belaka, dalam khayalan sutradara.
Tapi anehnya, umat manusia justru merasa senang setelah si covid-19 berhasil dihalau. Dan perlu untuk dicermati bersama, yaitu kita tetap waspada jaga kesehatan, kebersihan lingkungan hidup sekitar, pakai masker, Physical Distance. Lantas, apakah si virus benar-benar sudah berhasil dihalau…?
Keanehan itupun terjawab. Ternyata wabah virus Corona menyusup menerobos, menerjang ke dalam hutan, dan kayu-kayu hutan pun dikunyah ditelannya mentah-mentah pula bersama kawanan sejenisnya. Sehingga kawasan hijau yang indah dan sejuk, terpampang Setengah Botak, seluas 5 Ha lebih.
Kondisi lahan hijau pada kawasan DTA layak disebut dalam sebuah kalimat ” Wabah Corona Menyusup Menerjang Hutan Setengah Botak “, dilokasi Teluk Lengung, Nongsa – Batam.
Menurut keterangan beberapa orang warga, – tapi jangan ditulis nama kami ya pak – katanya, mengatakan ” Kalo di hutan itu sudah lama juga mainnya pak, kami juga risih dibuatnya kadang-kadang bising gitu lah. Coba bapak tengok aja, ada yang sudah diratakan, ada tempat rumah-rumahnya.
“Kalo siang hari ada suara mesin, kalo malam hari terang pak, ada lampunya, terus ada saja orang datang pake mobil bajunya rapi bagus loh pak,” jelas warga, Minggu (17/5/2020).
Tapi, saat awak mediaAlif.com bertanya tentang ciri-ciri orang yang datang, warga pun diam terlihat ada rasa takut, kemudian ada warga membuka HP nya berupa foto-foto kenangan dan berkata ” Kami tak mau ganggu orang pak, kecuali kami terganggu sudah tak nyaman itu lain hal ,” ucapnya.
Dari hasil pantauan awak media dilapangan, lahan hijau di kawasan DTA, Resapan Air atau hutan lindung setengah botak plus plontos terjadi, diperkirakan atas ulah dan perangai oknum-oknum berjiwa kerdil serta pemilik akal sehat terkonfirmasi positif berjiwa kedekut.
Dikuatirkan akan mewabah merajalela dan menghancurkan kawasan hijau. Sehingga area tempat berkumpulnya Air merupakan kebutuhan mutlak manusia, juga makhluk hidup lainnya, akan tergerus dan lenyap.
Serta tidak menutup kemungkinan akan muncul pula informasi yang menimbulkan kegelisahan rasa kurang nyaman bagi penduduk secara menyeluruh ataupun bergilir, bahwa Batam mengalami Difisit Air Bersih dan Air Minum. Benarkah Batam mengalami defisit anggaran..?
Kemudian, akan disusul pula oleh perencanaan terkesan mulia, tentang program sosial berjiwa besar dalam kegiatan bersih-bersih plus penertiban di kawasan hijau Resapan Air / DTA yang dilindungi.
Namun tersebut sebelumnya dalam pengamanan Aset yaitu keterbatasan perangkat / perlengkapan kerja serta keterbatasan anggaran biaya.
Hingga berita soerat cinta ini mendunia dikonsumsi Audiens publik, pihak terkait KPHL unit II, DLH, khususnya BP Batam Dendi Gustinandar Dir Humas/Protokol belum bersedia dikonfirmasi dengan alasan wabah Corona pula. Kesah singkatnya, meteor jejak dibumi BUBU Hang Nadim, mampir bertamasya sejenak, tak ngaruh bagi sumber listrik sekitarnya, dan tali temali rapia listrik pun aman-aman saja. (r a)