BP Batam Gelar Webinar Persiapan Industrialisasi dan Investasi Asing

oleh -76 Dilihat
oleh
Webinar diskusi online di gedung Bida

MEDIAALIF.COM, Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar Web Seminar (Webinar) yang bertajuk “Kesiapan Batam Menghadapi Industrialisasi dan Investasi Asing”, pada Kamis (27/8/2020) bertempat di Meeting Room Marketing Center BP Batam.

Webinar ini, menghadirkan Sekretaris Kementerian Koordinator Bid. Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Kepala BP Batam H.M.Rudi, Ketua KADIN Indonesia untuk Singapura Michael Goutama, dan Presdir PT. Sat Nusapersada Tbk Abidin Hasibuan (narasumber), Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong (moderator).

Forum diskusi online, diikuti kalangan pengusaha, akademisi, dan umum membahas topik terkait kesiapan Batam menghadapi industrialisasi dan investasi asing, merumuskan langkah jitu bagi Pemerintah dan para pelaku usaha agar bisa berjalan bersama.

Susiwijono, mewakili Kemenko, saat membuka Webinar, memaparkan poin penting, diantaranya perkembangan dan dampak pandemi di Indonesia, Surplus Neraca Perdagangan, Integrasi Pengembangan Batam-Bintan-Karimun-Tanjung Pinang, serta 2 KEK di Batam yang telah disetujui oleh Kemenko RI.

“Proyeksi pertumbuhan secara global untuk tahun 2020 berada di kisaran -7,6 hingga -4,9%. Sedangkan Indonesia, kita berharap angkanya menunjukkan tren positif, seperti prediksi dari World Bank dari minus, menjadi 0,0%,” ujar Susiwijono.

Tambahnya, Indonesia mengalami kontraksi ekonomi lebih kecil, yaitu sebesar -5,32% pada kuartal kedua tahun 2020, dibandingkan dengan negara lainnya, terutama ASEAN mencapai angka dua digit, dan kemungkinan resesi bagi Indonesia selalu ada, namun bukan hal yang baru selama pandemi berlangsung.

“Sebagian besar negara-negara di dunia sudah melakukan resesi, hampir semua negara di ASEAN akan melakukan resesi. Bahkan Thailand sudah lebih dulu resesi, begitu juga dengan Singapura dan Filipina,” ucapnya.

Sedangkan pada kuartal kedua, Prov.Kepri mengalami kontraksi -6,66%, yang mana jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan kontraksi ekonomi nasional, yaitu sebesar -5,32%.

Kemudian dari sisi pengeluaran, kinerja ekspor dan impor relatif terdampak minimal. Namun sektor investasi, konsumsi Pemerintah, dan lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menurun tajam dibandingkan dengan nasional.

“Seperti daerah lainnya di Indonesia, sektor jasa, transportasi, dan akomodasi adalah sektor perekonomian yang paling terdampak di Kepri. Kita terus berusaha dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski mengalami kontraksi yang cukup dalam, namun masih jauh lebih baik dari negara lain,” terangnya.

Kepala BP Batam, H.M Rudi, memaparkan, nilai pertumbuhan ekonomi Batam selalu di atas Prov. Kepri dan Nasional, dimana tahun 2019 lalu, menurut data Badan Pusat Statistik Kota Batam, pertumbuhan ekonomi Batam mencapai 5,92%, Prov.Kepri mencapai 4,8% serta Indonesia 5,02%.

“Nilai investasi di Batam terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2019 mencapai nilai USD 750.768 juta. Semester 1 tahun 2020 (Januari-Juni 2020) mencapai USD 497.223 juta. Aktivitas ekspor juga berjalan baik, seperti China, Prancis, India, Singapura dan Amerika Serikat, sebagai negara tujuan ekspor terbesar dari Batam,” ujarnya.

Ia yakin, Batam masih menjadi primadona dan memiliki daya tarik bagi perkembangan industri dalam menopang pertumbuhan ekonomi regional dan nasional karena tidak dikenakan biaya ekspor impor, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, hingga insentif keuangan lainnya.

“Dengan webinar ini, kami berharap dapat memberikan informasi penting tentang Batam, khususnya kondisi saat ini. Kami tetap berupaya untuk terus mempromosikan Batam secara aktif, dan berkomitmen melayani anda dalam mewujudkan investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,” jelasnya. (rd)