POLLUX Habibie Belum Mengganti Kerugian Warga Sempadan

oleh -92 Dilihat
oleh
Kondisi terkini setelah tembok beton pembatas roboh.

MEDIAALIF.COM, Batam – Setelah robohnya tembok beton sepanjang 60 meter, tinggi mencapai 3 meter, merupakan pembatas bangunan gedung POLLUX Habibie dengan warga sempadan, ditengah-tengah Kota Batam (29/1/2020) lalu.

Dan peninjauan Komisi I DPRD Batam, Dinas Lingkungan Hidup Batam, Walikota Batam dilokasi kejadian yang menimpa warga.

Namun hingga saat ini pihak pengembang POLLUX Habibie belum mengganti kerugian atau merealisasikan rehabilitasi kerusakan atas dampak lingkungan yang terjadi.

Konon pihak pengembang hanya mencatat-catat saja kerusakan/kerugian yang dialami warga, atau lebih keren disebut hanya melakukan proses pendataan kerugian (informasi warga).

Menurut keterangan warga sempadan mengatakan, Jangankan mengganti kerugian atas dampak lingkungan sebagai bukti tanggung jawab pihak pengembang, merehabilitasi pintu tembok pagar rumah saja tak nampak batang hidungnya (3/2/2020).

“Pintu rumah kami sampe berapa hari tidak bisa berfungsi / ternganga akibat hantaman pecahan batu beton dan bongkahan tanah,” kata warga.

Pintu pagar rumah warga belum direalisasi atau direhabilitasi atas dampak lingkungan.

“Kami sangat terganggu tidak tenang, tidak bisa tidur nyenyak setelah kejadian itu, dan terhitung sudah berapa hari sampe hari ini,” keluh warga.

Akan tetapi sebelumnya pihak pengembang “Richie Laseduw” selaku General Manager Pollux mengatakan, ia turun langsung mengkoordinasikan langkah-langkah bersama warga setelah roboh/ambruknya pagar tembok beton.

Richie juga menekankan bahwa Insiden itu dipastikan adalah musibah fisik bersifat force majeur atau diakibatkan oleh kondisi alam (29/1/2020) malam.

Ukuran besi asal jadi dan tembok beton tidak bertulang atau tiang.

Benarkah penjelasan dan penekanan Richie atas robohnya tembok beton itu disebabkan oleh kondisi alam…?

Menurut keterangan warga setempat yang mengetahui sejak proses awal pembangunan gedung menyampaikan, bagaimana mungkin penyebabnya karena kondisi alam.

“Kami disini melihat pengerjaannya asal jadi saja, tidak memperhatikan efeknya terhadap dampak lingkungan di pemukiman warga disini…

Coba lihat besi-besinya dan tembok beton yang roboh tidak ada tulangnya atau Pilling tiang sepanjang itu..,” ungkap warga.

Dan para ibu-ibu rumah tangga juga bersuara, kami yang tinggal disini melihat air keluar dari dalam tembok kayak air mancur saat turun hujan…sambil menunjuk tembok yang ditambal-tambal saat Komisi I melakukan peninjauan.

“Pihak kontraktor pengembang itu pembohong pak…buktinya beberapa bulan lalu hujan lebat berjam-jam lamanya, tapi sekarang hujan tidak lama kok dibilang musibah alam..,” ungkap ibu-ibu rumah tangga setempat.

Timbunan kolam dengan ukuran 20 X 30 meter berada dibibir tembok beton.

Dari pantauan awak media Alif.com yang berada pada saat kejadian. Menemukan dan mengabadikan Air Mancur mengalir melalui pipa yang berasal dari tembok beton pembatas bangunan gedung Pollux Habibie.

Kuat dugaan robohnya tembok beton pembatas, akibat kelalaian kontraktor dan kegagalan konstruksi.

Serta kontraktor melangkahi / tidak mengindahkan ketentuan aturan sebagaimana mestinya yang tertulis pada AMDAL dan KANDAL (RKL – RPL).

Hingga berita edukasi ini ditayangkan, pihak pengembang POLLUX Habibie maupun kontraktornya belum dapat dikonfirmasi.

Namun pada saat awak media ini mencoba melakukan konfirmasi beberapa kali, dijawab oleh sekurity Pollux, bahwa beliau, maksudnya GM Richie tidak berada di tempat. (rm, edi, tim)