Evaluasi Tarif Baru Pelabuhan, Pacu Daya Saing Batam

oleh -37 Dilihat
oleh

MEDIAALIF.COM,Batam – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melaksanakan kunjungan kerja ke Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) pada Jumat (19/11/2021).
 
Rombongan yang dipimpin oleh Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, diterima langsung oleh Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto.
 
Kunjungan kerja ini, merupakan rapat kerja lanjutan pembahasan Batam Logistic Ecosystem (BLE) bersama seluruh Stakeholders yang ada, yakni Bea dan Cukai Batam, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Pemprov. Kepri, Pemko Batam, serta Asosiasi Industri Maritim (INSA, ISAA, APBMI, ATAK Kepabeanan) Kota Batam.
 
Materi pembahasan rapat semakin mengkrucut pada evaluasi hasil implementasi BLE dan penetapan tarif yang mendukung investasi sektor kemaritiman.
 
BLE merupakan pilot project dan bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, pada 18 Maret 2021 yang lalu.
 
Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto mengatakan, selaras dengan hal tersebut, BP Batam dan seluruh stakeholders terkait, bahu membahu mewujudkan Batam Logistic Ecosystem guna mendukung daya saing Batam sebagai Kawasan Ekonomi Strategis.
 
“Kami berusaha, siap melanjutkan arahan dan harapan Pemerintah serta bersinergi dengan semua komponen di Batam, dan kami yakin bukan hanya daya saing Batam yang akan meningkat tapi umumnya Indonesia,” ungkap Purwiyanto.
 
Progres BLE, dari sisi infrastruktur didukung Autogate System dan softwarenya yang dilakukan UAT User Acceptance Testing, menggandeng PBM (Perusahaan Bongkar Muat). Dari sisi Kepabeanan, Bea dan Cukai Batam, mendukung dengan STS-FSU yang berhubungan dengan entitas Kementerian terkait, serta TPS online untuk memudahkan pelaku usaha.
 
Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, menyampaikan harapan besar, bahwa Batam melalui Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebagai percontohan nasional, akan mengubah paradigma Batam sebagai tujuan kawasan investasi yang kompetitif.

“Batam yang maju dapat diraih, apabila Batam memiliki perubahan paradigma investasi yang ditunggu oleh publik. Batam Logistic Ecosystem akan merubah paradigmanya.” papar Prof. Marsetio.
 
Batam didukung dengan sistem BLE dan NLE merupakan satu platform rantai pasok barang yang mengakomodasi mulai dari hulu hingga hilir, dan mempertemukan entitas Pemerintah dan entitas bisnis, atau skema G to G, G to B, dan B to B.
 
Selain evaluasi progres dan implementasi BLE, Kemenko Marves melalui Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio juga menekankan persoalan tarif. Ia mengapresiasi komitmen yang dilakukan BP Batam untuk melakukan penyesuaian tarif sehingga Batam mampu berdaya saing.
 
“Jadi sesuai dengan arahan Bapak Menko (Maritim dan Investasi) serta Pak Menko Perekonomian juga, kita harapkan ada perubahan paradigma besar soal tarif. Kalau tarif tidak turun, investasi tak mau datang, karena kalau di Batam, investasi kan ada pilihan. (Singapura dan Malaysia).” Katanya.

“Hari ini saya lihat progres yang sangat luar biasa dipaparkan perubahan dan komitmen tarif. Saya lihat ada semangatnya spiritnya uda berubah. Kita patut optimis target pemerintah akan tercapai.” jelasnya.
 
Prof. Marsetio menjabarkan, efisiensi logistic cost masih lebih mahal 23% dari 100%, bila dibandingkan dengan Singapura yang berada di angka 13%. Adapun target Pemerintah pada tahun depan turun menjadi 17%. Dengan sistem NLE dan BLE serta penurunan tarif pelabuhan, maka ia optimis Batam mampu mengejar ketertinggalan. (cc)