MEDIAALIF.COM, Batam –Pada tayangan sebelumnya, telah disebutkan bahwa berdasarkan struktur batu nisan (tebalnya 1 jengkal) dengan beberapa lekukan bagaikan bentuk sebuah gitar atau pinggang manusia adalah makam manusia berjenis perempuan atau seorang putri.
Dan waktu itu, 3 hari sebelum terjadinya Gerhana Bulan Gerhana Cincin (26/01/2020), penulis melakukan Napak Tilas seorang diri saja, mulai waktu sebelum matahari terbenam hingga waktu dini hari pukul 03.30 WIB.
Napak Tilas itu dilakukan selama 41 hari pula. Sehingga kondisi body penulis menjadi super langsing dari biasanya alias body nya menyusut mungkin disebabkan kurang istirahat dan menguras energi daya nalar sambil menulis.
Disini perlu disampaikan, penulis menghaturkan kata Maaf kepada pembaca audiens publik, bahwa pada awalnya ada beberapa orang tim yang dibawa penulis ke area titik lokasi tertentu.
Akan tetapi pada saat melangkah ke dalamnya, tiba-tiba saja ada anggota tim yang berteriak sambil patah balik lari ketakutan seperti ada yang mengejarnya bahkan terlihat celana yang dipakainya basah seketika.

Hal itu sudah terjadi beberapa kali dan membuat penelusuran konsep program kerja media edukasi ini terkendala hampir tertunda. Dan biaya penelusuran penjelajahan yang di upayakan penulis sendiri tanpa bantuan sponsor sudah menipis menyongsong kandas pula.
Kemungkinan besar hal-hal yang dilihat dialami anggota tim adalah sebagai peringatan agar tidak melupakan atau lalai terhadap niat pada awalnya. Dan tetaplah menggunakan logika akal sehat seperti tuntunan petunjuk yang telah disepakati yaitu memulainya dengan niat baik serta mengikuti tatanan atau tatacara adat istiadat etika kerajaan masa dahulu kala.
Dan akhirnya penulis pun tetap melaksanakan / melanjutkan penjelajahan napak tilas seorang diri saja dengan bekal seadanya, juga bekal yang termahal paling manjur dan mustajab yaitu sebuah pena + buku tulis saja.
Para pembaca audiens publik yang budiman. Mari disimak alkisah makam tua sang putri bangsawan sangat sederhana yang diapit dijaga oleh makam tua disekitarnya yaitu Panglima Perang berinisial TA (ada datanya), dalam rangkaian petunjuk arkelogi tentang struktur maupun ciri khas pendukungnya. Dan persis sama pula dengan ucapan ASN Pemko Batam Drs. Ardi Winata.
Alkisah penelusuran penjelajahan penulis…disekitar area titik lokasi Makam Tua itu, muncul seorang putri bangsawan dengan busana/pakaian sederhana, dan pola warnanya pun terbuka sangat jelas berbentuk 3 buah sinar yang bening, yaitu mengeluarkan cahaya putih, cahaya hijau terang dan cahaya kuning keemasan.
Hingga pada waktu sepertiga malam dini hari, penulis melihat menyaksikan sang putri mengenakan Mahkota Tiara yang cukup indah memukau..
Tapi disekelilingnya juga terlihat cukup banyak makhluk lain berwujud hewan, dan beberapa bentuk wujud gagah berani berwibawa dengan sinar matanya yang tajam menusuk menatap kearah penulis. Dan diantara wujud itu ada yang memakai Tanjak seperti pengalaman penulis saat berada di Daik Lingga (Dabo Singkep), Bentan, Moro, Tanjung Batu, Hulu Sungai Siak, juga saat penulis berada di Sulawesi (penelusuran Gentarang dan Kerajaan Goa).
Akhirnya setelah direstui, penulis pun berhasil mengabadikan ciri khas Tanjak yang dikenakan berdasarkan tuntunan yang diperoleh, maupun wujud sosok sang putri yang muncul dihadapan penulis bukanlah berdasarkan kekuatan daya khayal maupun daya terawang atau akal-akalan mengada-ada untuk menciptakan popularitas belaka. Pada saatnya sosok wujud putri itu Akan muncul hadir kepermukaan..mungkin bukan lewat penulis.
Dalam hal ini, penulis menyikapinya untuk kembali ke arah tujuan yaitu apa yang selayaknya diperbuat, serta apa yang tidak layak dilakukan sesuai tatacara yang diperlihatkan. Sebab ciri khas itu tidak mudah, apa lagi gampang dikenakan. Kecuali hanya wujud tertentu sesuai tugas dan fungsinya sebagai abdi kerajaan masa itu.

Alhasil…para pembaca audiens publik yang budiman. Kita kembali kepada kondisi struktur Pohon berusia ratusan tahun.
Ukuran pohon itu berdiameter 4 sampai 5 orang dewasa (bisa jadi lebih) bergabung baru dapat memeluknya. Dan jumlah susunan akarnya terdiri dari 12 rangkaian akar yang menjuntai terurai indah dan menarik, melebihi ukuran paha manusia dewasa pula, serta panjangnya menjulur terjuntai sampai 5 bahkan lebih dari 7 meter kedepan yang mengelilinginya.
Sungguh menakjubkan untaian akar pohon terlihat menarik sebagai bukti Keagungan Tuhan. Penulis menemukan satu diantara akar pohon terasa unik terarah ke pohon bambu yang lebat (bahasa Belanda nya disebut pring) sedikit agak curam kebawah…
Lantas…dari hasil penelusuran penjelajahan ini, bagaimanakah kita menyikapinya dan apa kira-kira bentuk implementasi atau persepsi yang baik setelah terlihat bukti mulai terbukanya rahasia aura alam Kota Batam, demi anak cucu generasi masa akan datang…?
Satu diantaranya adalah bagan pohon yang sangat kokoh terdiri dari 12 akar menjuntai teruai unik dan menarik dalam ukuran yang cukup besar, hingga bertemu menyatu dengan tumbuhan lain disekitarnya.
Meskipun demikian, penulis tidak semudah itu dapat terkecoh atau terkelabui oleh sinar kuning bercahya keemasan yang muncul pada suatu titik pandangan fatamorgana.

Sebab penulis hanya berpedoman kepada landasan tujuan hidup nyaman dan tenang, sesuai titah amanah perintah Tuhan yang menciptakannya.
” Inilah kisah jaman dahulu
Kerajaan bernama Indra nan sati
Bumi petuah tanah melayu
Pulaunya Batam payung negeri..”
“Memanglah batu keliling tanjung
Asal pertama pulau sekupang
Budaya melayu lagi ku sanjung
Sejaklah dulu hingga sekarang..”
Nantikan kisah selanjutnya, bersama temuan penulis yang berhasil mengabadikannya di dalam hutan… (ricky mora)