Festival Mural Ciptakan Simbol Tikus Mencengkram Bintang

oleh -84 Dilihat
oleh

MEDIAALIF.COM,Batam– Festival Mural (karya seni lukis) yang diselenggarakan oleh Mabes Polri dalam bentuk Piala Kapolri Bhayangkara Mural Festival (34 Provinsi di Indonesia), telah menciptakan simbol Tikus Mencengkram Bintang oleh Akmal pelukis mural Kota Batam, tempat acara di Terowongan Pelita, Sabtu (30/10/2021).

Akmal salah satu pelukis dari 20 orang peserta, menggunakan momen Demi Ibu Pertiwi, mencoba menorehkan kondisi yang dialami bangsa Indonesia terkini melalui perasaannya (imajinasi) bertujuan agar tokoh Pemimpin, Pejabat Negara dan Daerah, khususnya di Kota Batam sadar untuk bangkit bahu-membahu, memperhatikan ekonomi rakyat kecil, terutama penegak hukum.

Disela-sela kesibukannya Akmal mengatakan, demi menjaga keutuhan NKRI dimulai dari rasa kesadaran diri kita sendiri, jadi bukan hanya teori pintar ngomong janji palsu belaka.

“Semua unsur yang ada di Negara RI ini harus menyadari, saling mendukung bukan untuk kepentingan golongan atau partainya saja seperti yang terjadi saat ini. Sebab rakyat juga yang disusahkan, dipersulit. Mana yang disebut rakyat, mana staf pejabat cobalah fikir sendiri,” ungkapnya.

Dari sekian banyak seniman, karya lukis Akmal sangat mendominasi dengan tampilan warna hitam pertanda baik dan buruk, berbentuk visualisasi jari-jari tangan sang Tikus dengan kuku kotor yang tajam Mencengkram Bintang, dan menjadi perhatian ratusan mata pengunjung, serta sorotan publik di Kota Batam.

“Monokrom (warna Hitam Putih) sebagai pertanda baik dan buruk. Warna hitam sangat mendominasi karena nyatanya lebih banyak yang buruk menyelimuti yang baik di Indonesia,” ucapnya.

Katanya lagi, cengkraman tikus pada bintang melambangkan oknum pejabat negara yang melakukan tindakan merugikan rakyat maupun negara dan tidak mengindahkan Asas Negara yaitu Pancasila yang terdiri dari Lima Sila.

Yang unik dan menariknya lagi, setiap sudut bintang terdapat jari yang menunjuk ke angka 1 hingga 5, dan ciri khasnya, jari angka ke-5 merupakan tengkorak jari. Artinya bahwa Sila ke 5 yakni “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” telah mengalami kematian.

Bentuk visualisasi lainnya yang sangat mencolok berupa tulisan “Corona Bukan Lahan Bisnis” di tekankan Akmal dalam muralnya, setelah melihat beberapa waktu lalu kasus korupsi vaksinasi oleh oknum pejabat juga menjadi sorotan umum.

“Saya tak mau memaksakan penafsiran mural pada penikmat mural, karena segala kompleks permasalahan Indonesia telah terwakilkan,” jelasnya.

Festival tersebut dihadiri oleh Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman M.Si, Wagub Kepri, Forkompinda serta jajaran pejabat TNI – polri. (tim akb)