BATAM, ADA SITUS SEJARAH TERKESAN TERABAIKAN

oleh -186 Dilihat
oleh
Waris makam tua Keling bin Djabat merasakan Tok Buyutnya bersemayam dengan tenang.

MEDIAALIF.COM, Batam – Makam tua KELING BIN DJABAT adalah Perintis Kampong Setengar, berusia Ratusan Tahun.

Menurut keterangan Arkeologi mengatakan, dari struktur kayu nisannya Asli dan Langka, kondisi tanah bebatuan dan pohon besar yang berjamur batang dan dahannya seperti hiasan, serta kultur kehidupan garis keturunannya, ditaksir berusia 250 tahunan. Bahkan pada masa silam dikenal sebagai Penemu Cat Alami dari bahan tumbuhan.

Maha Besar Tuhan semesta alam, ternyata nilai sejarah itu ada di Batam, dengan historis dokumennya cukup jelas dan terang tertera “Kampong Setengar”. Apakah seseorang atau badan yang membuat suatu hal nyata/karya di Bumi Kartini Republik Indonesia, kaya dengan nilai historis seni budaya yang kita cintai ini dapat disebut bodoh atau stupid.

Perlu untuk diketahui, keunikan keindahan Batam dikelilingi oleh makam tua yang berada pada setiap titik sudut penjurunya. Jalinan kesahnya berkaitan erat dengan historis Penemu Dawat atau Tinta (Penulisan Gurindam 12, dilanjutkan oleh warisnya R.Ali Aji) dan kita pakai sampai detik ini. Itulah kisah Raje-Raje dahulu yang bersemayam di Pulau Penyengat (Cagar Budaya Dunia).

Historis Batam, juga ditemukan potongan batu nisan Makam Tua Tionghoa Bersanggul marga Tan (Komentar Arkeologi), Tapekong Tua berada di dalam hutan, medannya sulit dijangkau, serta Makam Tua berada di dalam Pohon Berusia Ratusan Tahun, seakan-akan ada aura yang menuntun diri penulis yang bodoh, dan lemah ini untuk mengangkatnya sebagai motivasi dan edukasi.

Batam, memiliki nilai sejarah sangat tinggi, seperti Sei Jodoh (makam di bukit Mesjid Baitussyakur), kesah Batu Besar (Syeikh Abdullah/Tuan Guru Raja Abdullah dan anaknya Syeikh M. Nur) yang dicari-cari oleh warisnya, hingga kemunculan Putri Hijau dalam kesah lelaki bertapa (Tuan Guru Aji) batu gede tepi laot Sagulung. Namun terkesan ditutupi/dikesampingkan.

Menurut komentar para Dosen (Warek I dan III) Kampus Uniba, STIE Ibnu Sina dan Kampus Unrika mengatakan beberapa waktu lalu, “Batam itu indah, unik sangat menarik, bila hati terbuka menjaganya, untuk digali lagi kedalamnya. Sebab dapat dijadikan Study Banding/PKL maupun Tesis Mahasiswa agar lebih mencintai negeri ini,”

Akan tetapi, kondisi Kampong Setengar saat ini, menurut keterangan Warisnya, banyak orang yang mengaku-ngaku die dapat lahan kebun kat sini dari warisan orang tua die, tapi ditanya dari mana asalnya, tahun berapa masok Batam, mana bukti surat tanahnya, die tak dapat kaseh tunjok pun.

“Ada orang perusahaan berulang kali datang (Tak mengerti bahasa Indonesia pake juru cakap), katanya kampong ni punya die ada PL dari BP Batam sudah bayar UWTO,, dan sudah bayar ganti rugi sama orang sini. Kami tanya mana orangnya yang terima uang ganti rugi, tapi orang perusahaan tu tak dapat kasi tunjok kebenaran cakap die sampe saat ini,” jelas Waris makam tua.

Sudah seharusnya para tokoh pemimpin, cendikia dan komponen elemen masyarakat pemilik kemeja Daster yang bijak berfikir jernih dan sadar atas kekeliruannya, maupun rasa Alfa yang bermain dalam benak dan bayangannya sendiri. Apa lagi memakai tehnik sistem Akal-Akalan yang melukai, mengangkangi UUD 45 berupa membodoh-bodohi masyarakat kecil dan lemah.

Dimanakah letak akal sehat dan fungsi Hukum Kearifan Lokal itu…suatu Bangsa dan Negara yang Besar terasa kuat dan utuh bersama Masyarakat dan Rakyatnya. Serta dimanakah keberadaan Bandar Dunia Madani yang solid, tangguh dan berdaya saing tinggi, percaya kepada Tuhan..atau kebalikannya Hantu berwajah suci nan bersih..?

Dari pantauan penulis, ditemukan surat penguasaan lahan kebun Palsu banyak beredar di Kampong Setengar Situs Sejarah tersebut, dengan ketikan huruf terbaru (Komputer) saat ini, juga susunan kalimatnya yang sama pula.

Dokumen Palsu (foto copy sahaja) yang beredar terkesan ada yang mengatur/membuatnya, terindikasi mengandung unsur kesengajaan untuk kepentingan pribadi dan golongannya yang merasa paling pintar sedunia, Namun terkonfirmasi positif berwajah Culun dan serakah pula.

Lebih jelasnya, Dokumen Palsu itu ditanda tangani oleh Camat Batam Timur dan Desa Ngenang, diluar dari historical P. Batam masa Pemerintahan Administratif, yaitu Walikota Madya Batam pertama Tahun 1983, kemudian R.A.Azis Tahun 1989 Walikota kedua, bahwa KAMPONG SETENGAR berada dalam wilayah DESA PULAU BULUH KECAMATAN BATAM BARAT, berdasarkan data akurat Arsip Pemko Batam.

Simsalabim…ditemukan pula karakter/perangai Oknum BP Batam inisial “JS ” pada bulan Juni 2017, tertulis Tim PDPL BP Batam bagaikan Pahlawan, serta tercium nama harum tak sedap mantan pegawai OB/BP Batam inisial “KR” sebelumnya sering jalan-jalan keluar masok kampong mencari angin segar, entah apa yang merasukinya.

Diduga Oknum JS bagian dari kegiatan aksi pecinta Infaq PL dan proses jalur Zakat UWTO ke Atasannya, hingga pembayaran ganti rugi lahan kebun dalam skenario jalan samping/belakang, yang notabene dokumen lahan Palsu, untuk kepentingan perutnya sendiri. (Istilah infak PL dan zakat UWTO dari orang dalam BP Batam sendiri).

Sudah benarkah sistem aturan dan kinerja BP Batam dalam ketentuan peraturan UU yang didengungkan..atau mengikuti alur sesuai aturan main sistem skenario akal-akalan..?

Sehingga muncul PL pada Kawasan DTA beralih fungsi (Pematangan Lahan), katanya dilindungi tapi dihabisi, serta terbit pula papan nama : Dilarang atau Didenda…pada kawasan Hutan Lindung dan Resapan Air (Kedalamnya gundul dan gersang), lalu muncul sinar Alfa kawasan Ternak berkaki empat, serta aktifitas pada kawasan DAM yang terjadi, terungkap saat kondisi pandemi pula.

Bagaimanakah bentuk muka, sinar mata dan akal sehat mereka yang merasa sudah jago dan hebat mengelabui umat manusia di bumi Melayu ini, hingga Kepala BP Batam H.M.Rudi mengungkapkan, “Aturan PL dan HPL di Batam sudah keliru sejak awal ” dihadapan Guru Besar Pertanahan UGM Prof. Maria (November 2019) di gedung cantik berwibawa.

Mungkinkah pejabat arif pintar berdedikasi gampang tersenyum, Dir. Lahan, Deputi serta Dir. Humas/Protokol BP Batam memilih bungkam suai mata mengantuk dampak corona, dan menutupi wajah sucinya…(r a)