MEDIAALIF.COM,Batam – Terkait robohnya plafon mesjid dalam usia dini yang sangat dibanggakan, telah menyita perhatian masyarakat Batam bahkan seantero Bumi Melayu, khususnya Aparat Penegak Hukum (APH) di Kota Batam bandar dunia madani juga sebagai Kota Pariwisata.
Sehingga tragedi yang menggemaskan itu, menimbulkan rasa keprihatinan yang mendalam terhadap kinerja oknum-oknum, seperti kontraktor para pengawas maupun Pejabat Pembuat Kebijakan (PPK) dan Direktur Infrastruktur layak disebut Anak Sholeh berjiwa tulus bermuka bening.
Dari beberapa elemen masyarakat Batam, diantaranya Aktivis pemerhati sosial lingkungan, Paul Lein menyatakan, coba tunjukkan yang benar jangan ditutupi terus, kecuali sudah kurang sehat telinga dan matanya. Jangan bikin malu orang Batam, janganlah bikin malu pemimpin Batam dimata dunia.
“Plafon rubuh kok dibilang pemeliharaan. Emang susah ya ngucap dalam perbaikan, dan hujan pula yang disalahkan. Itu namanya terindikasi KKN alias Kuliah Kerja Nyata. Atau langsung saja beraroma korupsi bahan-bahan konstruksi berdasarkan ilmu kuli bangunan,” ungkap Paul.
Bagaimana caranya, jelas Paul, air bisa menyusup masuk kedalam kubah plafon, lalu gypsum terbaik terkesan menawan yang menghiasinya roboh secara beruntun dalam hitungan detik saja. Emangnya plafon di design oleh Konsultan ternama dan handal hanya untuk menampung air hujan yaa..?
“H.Muhamad Rudi itu orang baik loh..orang terpandang, ilmu sosialnya cukup tinggi dan rajin jemput bola hadir ditengah masyarakat memberikan motivasi dan berinovasi untuk bersama-sama bersinergi membangun Batam dengan rasa ikhlas,” tuturnya.
Lanjut Paul, kemungkinan besar tragedi runtuhnya plafon tempat ibadah akibat ulah oknum berilmu tinggi jago bermain mata dengan nilai bagi-bagi rejeki berasa sehat yang lalai menerapkan disiplin ilmunya, dan diluar sepengetahuan beliau (Pak Rudi) dengan jadwal aktivitas cukup padat.
Plafon Mesjid Tanwirun Naja’ (Tanjak) sebagai Icon Kota Batam merupakan destinasi wisata di Bandara Internasional Hang Nadim yang megah kokoh dan canggih, telah roboh terhempas ke lantai mencium bumi. Padahal usianya baru seumur jagung ibarat sang bayi comel belajar membuka mata.
Info terkini (16/9/2022) dari beberapa ucapan manusia sehat yang berkompeten berada di lokasi kejadian (mesjid ditutup..) bergumam, jalan molek nampak tambal sulam, ditambah plafon baru 3 bulan sudah runtuh, gimana kalau 3 atau 5 tahun kedepannya..? Dapat diprediksi ini bukti kerja sangat memalukan dan lemahnya pengawasan Anak Sholeh yang nakal.
Sementara itu, pihak Kejaksaan Negeri Batam telah memanggil PPK Mesjid Tanjak dan beberapa pihak lainnya, atas laporan dari salah satu LSM di Batam, untuk memberikan keterangan, pada hari Selasa (13/9/22). Pembangunan Mesjid Tanjak menghabiskan biaya PNBP dengan nilai fantastik Rp 39.937.665.xxx,- hampir mencapai Rp 40 milyar. (Ricky Mora S.Ag)