MEDIAALIF.COM, Batam – Raja Mansur lahir di Penyengat tahun 1954, adalah salah satu dari sekian banyaknya garis keturunan Raja Melayu berdomisili di Batam. Dan diketahui sedikit sekali orang yang masih memegang ranji silsilah serta peduli dengan historis kultur peradaban masa lalu,
Ia merasa terperanjat dan berang setelah mengetahui nama moyangnya telah dirubah dari “Raja Hamidah menjadi Engku Hamidah” pada saat pandemi berwajah corona alias covid-19 tahun 2020, tepatnya menjelang Kontestasi Pilkada.
Nama leluhurnya orang Melayu sesuai garis atau trah Kesultanan / Sultan dan Raja-Raja, baik nama kebesaran maupun gelaran nama masa kecil (timang-timang) bagi dirinya merupakan suatu hal yang sakral perlu dijaga, dihormati dan dilestarikan.
Tak ubahnya nama orang tua kita sendiri yang tak mungkin ditambah-tambahi, apa lagi merubahnya sesuka hati dalam waktu seketika, sebab sejak dulu tak pernah ada disebutkan, tak pernah tertulis dalam ingatan.
Hal itu disampaikan oleh Raja Mansur secara tegas yang bermakna “Tak boleh ditawar-tawar” melalui komunikasi chat WA beberapa waktu lalu, pukul 10.35 pagi.
Kantor LAM buka saat ada acara sahaja.
“Kami zuriat Raja Melayu merasa nama yang dibuat (Raja Hamidah jadi Engku Hamidah) adalah Pelecehan walau Menteri ikut meresmikannya,” jelasnya.
“Nee orang yang merubah nama leluhur harus dikutok semoga menerima bencana,” ucapnya berang.
Lantas ia pun menerangkan, sejak dulu namanya Raja Hamidah bergelar Engku Putri adalah Permaisuri dari Sultan Machmud Riayatsyah Lingga (Sultan Mahmud Syah III) pada Abad 18. Jadi bukan Engku Hamidah.
“Masih begitu kuat adat Melayu di dalam diri kami, jadi kisah Pulau Penyengat tentulah melekat, dan kami berkomitmen menjaga maruah Melayu menjaga moyang leluhur kami,” tegasnya.
Engku Putri gelar timangan Raja Hamidah yang melekat dalam ingatan dan tertulis sejak dulu.
Dan munculnya tulisan nama “Dataran Engku Hamidah” mengundang protes sindiran tajam dari garis keturunan Sultan maupun Raja Melayu lainnya seperti, Tengku Fuad, Tengku Fahmi, Tengku Abd. Rahman, Tengku Husen, Tengku Fauzol mengatakan, sejak dulu tak pernah disebutkan nama gelar Engku Hamidah, nama sebenar die Raja Hamidah dan gelar timangannya Engku Putri.
“Siape gerangan yang memandai-mandai saje merubahnya, suke- suke hati saje, tak baek terlalu pandai sangat, itu karangan sendiri lah, tunggulah nanti kualat. Kasi betol lah bile tak mau celake..Dake berlaku,” ucap tetua Melayu di beberapa pulau Kota Batam melalui hp seluler.
Sementara itu, Tok Zul dan M.Dahari mengatakan, sebutan nama Engku Hamidah itu ada, dan itu sebuah panggilan saje, apalah arti sebuah nama, sambil membandingkan nama tokoh Raja Melayu sebenarnya seperti Raja Haji Fisabilillah..katanya di gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam, (7/10/2020).
Tapi anehnya, apakah sudah benar yang disampaikan oleh mereka (Tok Zul, M.D) bahwa nama besar Raja Hamidah punya gelar timangan Engku Putri, dan tiba-tiba muncul tambahan nama baru yang tertulis “Dataran Engku Hamidah” di pusat Kota Batam, terjadi pada saat pandemi wajah corona menjelang Pilkada 2020..? (ricky mora-akbar)