MEDIAALIF.COM, Batam – Sepanjang 60 meter pagar tembok beton POLLUX Habibie yang roboh pada tanggal 29 Januari 2020 lalu, telah meninggalkan bekas berupa rasa was-was, kuatir dan rasa tidak tenang bagi warga sempadan.
Kemungkinan besar juga rasa kurang nyaman bagi masyarakat sekitar perumahan Citra Batam yang terkena dampaknya, hingga banjir tanah berlumpur melanda perumahan itu.
Kendati demikian, warga sempadan yang menunggu perhatian pihak Pollux Habibie, selama berhari-hari dengan rasa kesal untuk perbaikan kerusakan atau merehabilitasinya sedikit merasa lega.
Pasalnya pihak pengembang mulai merespon keluhan warga sempadan, berupa perbaikan kerusakan atas dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Warga sempadan, Edi mengatakan, setelah menunggu berhari-hari kami tidak bisa tidur nyenyak karena pintu pagar rumah rusak ternganga akibat hantaman pecahan batu dan bongkahan tanah, (5/2/2020) siang.
“Saat ini kami sekeluarga sedikit merasa lega setelah pintu diperbaiki. Tapi masih ada benda yang rusak tidak bisa dipakai lagi akibat robohnya tembok, dan akan diganti pihak pengembang POLLUX,” ujar Edi.
Soal kerusakan atau kerugian warga sempadan lainnya, masih kata Edi, kami tidak mengurusinya, karena pihak Pollux sudah melakukan pendataan.

Namun terkait Robohnya tembok beton, warga sekitar perumahan menyebut dirinya dengan inisial Aw, Fhi, dan Lc memberi keterangan/komentar dan mengatakan, melihat dari robohnya pagar tembok beton secara bersamaan atau beruntun, bagaimana mungkin bisa dibilang karena faktor alam atau musibah fisik force majeur…..?
” Itu namanya belajar berbohong, mengelabui orang pintar supaya ikut bodoh mendengarkannya ,” ujarnya, (5/2/2020) sore.
Warga menambahkan, punya mata bisa tengok tak ukuran besi campur asal-asalan, tembok ditambal-tambal ada bekas pipa air mancur kalau hujan, sekarang ditambal itu buktinya…sambil menunjuk kearah tembok beton sepanjang 40 meter lebih.
” Pagar tembok beton panjangnya 60 meter bisa roboh, coba cek dan tengok betul-betul, tak ada tulang/tiang penahan. Mana tiang atau tulang betonnya seperti dalam gambar yang seharusnya dilakukan,” jelas warga. (ricky mora, tim)