Manusia Sehat, Yang Dipegang Bicaranya Bukan Tangannya

oleh -89 Dilihat
oleh
ATB dipandang cukup baik, benar dan profesional.

MEDIAALIF.COM, Batam – Menjelang Pilkada 2020, persoalan demi persoalan pun muncul kepermukaan, hingga permasalahan air bersih, menyita perhatian publik, menuai kritikan keras dan pedas terutama dari DPRD Batam yang merasa dikibulin.

Sengkarut Air Bersih pada masa konsesi meninggalkan luka, sebab pihak ATB yang mengelola air bersih Batam selama 24 tahun, dianggap cukup baik dan benar. Namun terkesan bagaikan sampah habis manis sepah dibuang.

Sebelum berakhirnya masa Konsesi/Kontrak, tenggat waktu 6 bulan, seperti tertuang dalam perjanjian ATB dengan BP Batam, adalah masa menghitung Aset ATB yang berharap akan dilakukan Evaluasi secara bersama-sama.

Sehingga H.M.Rudi (BP Batam) bersama DPRD Batam melakukan rapat koordinasi. H.M.Rudi mengatakan, akan menangani atau mengelola sendiri pengelolaan air bersih Batam setelah berakhinya kontrak ATB.

Atas ucapan Rudi itu, maka Ketua DPRD Batam Nuryanto pun memberi dukungan penuh (Rekomendasi) kepada BP Batam, sebagai mewakili hajat hidup masyarakat banyak.

Namun fakta yang terjadi justru sebaliknya, yang menampilkan sisi ilmu akademis akal-akalan. Sebab pengelolaan air bersih malah ditenderkan lagi oleh Rudi kepada swasta lainnya.

Akhirnya, Nuryanto Ketua DPRD berang merasa kecolongan, dan menyebut Rudi tidak konsisten, tidak punya pendirian yang baik, serta terkesan membohongi para Anggota Dewan.

Bahkan, informasi yang beredar di media menjadi konsumsi publik, Rudi menyebut, “Melanjutkan putusan Edi Putra Irawady Kepala BP Batam sebelum dirinya menjabat Kepala BP Batam saat ini, keteranganya saat konfrensi pers.

Sedangkan PT. Moya Indonesia yang muncul tiba-tiba lalu mencuat dan menguap..ditunjuk menjadi pengelola air bersih di Kota Batam.

Baik dalam tata cara/teknis dan paradigma mendset yang sehat, muncul kalimat antara bohong terkesan suka-suka, tanpa rasa hormat dan mengelabui hasil rapat koordinasi.

Masih dalam kisah ucapan cinta dan janji manis, diantara Sesepuh Batam, Awang Rajab mengatakan, bahwa mereka sudah tidak memiliki rasa hormat kepada orang yang suka berbohong, yang terkesan menelantarkan masyarakat hinterland nyaris tidak diperhatikan.

“Kami merasa tidak memiliki Kota Batam dalam 4 tahun belakangan ini. Jangankan sentuhan dan perhatian, pembangunan infrastruktur maupun pengadaan trasportasi laut, seperti alat tangkap ikan nyaris tidak pernah ada,” ujar Awang Rajab.

“Hanye cakap kosong belake, manis mulut pahit dihati, hanye Abok yang ade. Konon mendongkrak ekonomi masyarakat kecil, meningkatkan pendidikan, kami dah ta percaye orang pembohong,” ungkapnya, (11/9/2020).

Guratan hati senada dari beberapa elemen masyarakat, baik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), maupun tokoh tetua di perumahan Kota Batam, menyuarakan aspirasinya dalam kalimat terindah Gurindam 12 yang memukau terasa sejuk dihati..(10/9/2020), dibilangan Batam Center.

“Manusia sehat, yang dipegang adalah bicaranya bukan tangannya. Kalau gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan budi, manusia mati meninggalkan belang..,” ucapan/pandangan masyarakat.

Demikian hal yang sudah terjadi, mengundang komentar para pengguna Medsos yang nangkring WiFi gratis di alun-alun satelit bumi Melayu, termasuk Mbah google cilik sedikit licik bertingkah edan tapi mahir berfikir lembut, “Ape die suke ngibul sampe kawan pun die kibulin waii..,” suara hati budak Melayu. (ricky mora, ak)