MEDIAALIF.COM, Batam – MoU virtual pertama BP Batam dengan investor asing, di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (KPBPB) pada masa pandemi.
Great Wall Group Holding Co, Ltd. dan China State Construction Engineering Corporation Ltd, menjalin kerjasama dengan BP Batam, tentang Studi Kelayakan Pengembangan Industri di kawasan KPBPB Batam, yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman.
MoU ditandatangani oleh Plh. Kepala BP Batam, Purwiyanto, bersama President China Great Wall Group, Hu Can dan Authorizer for Republic of Indonesia China State Construction, Dalin Chen, secara virtual, Kamis (3/12/2020).
Dalam acara itu, turut hadir Anggota Bid. Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad, Kabiro Humas, Promosi dan Protokol, Dendi Gustinandar, Direktur Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal, Harlas Buana, dan Direktur Pengelolaan Lahan, Ilham Eka, di Marketing Centre BP Batam.
The Great Wall Group didirikan pada tahun 1996, merupakan salah satu produsen porselen terbesar di Cina yang berspesialisasi dalam studi, pengembangan, pembuatan, dan pengelolaan berbagai jenis produk porselen berteknologi tinggi.
China State Construction Engineering didirikan pada tahun 1982, dan sekarang menjadi grup investasi dan konstruksi global yang menampilkan pengembangan profesional dan operasi berorientasi pasar.
China State Construction menjalankan aktivitas manajemen bisnis melalui perusahaan publiknya (kode saham 601668.SH), dan memiliki tujuh perusahaan terdaftar juga lebih dari 100 anak perusahaan holding sekunder.
Purwiyanto (Plh.Kepala BP Batam) dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih dan apresiasinya atas kerjasama yang dilakukan dengan BP Batam.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi tingginya atas Nota Kesepahaman antara BP Batam dan dua investor PMA, dapat terlaksana secara daring pada hari ini, masa pandemi Covid-19 yang tengah melanda seluruh dunia,” kata Purwiyanto.
Ia menambahkan, penandatanganan ini menunjukkan komitmen yang kuat dan tinggi dari pihak investor dan juga BP Batam dalam pembangunan Batam.
Selama 49 tahun terakhir, Batam telah berkembang secara progresif sebagai lokasi Industri, Perkapalan, Perdagangan dan Pariwisata, di mana wilayah tersebut terus berkembang pesat dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,92% pada tahun 2019 lalu.
Tiongkok pada akhir 2019, merupakan negara dengan investasi tertinggi di Batam setelah Singapura. Hal ini tentu saja timbul dari kepercayaan perusahaan-perusahaan asal Tiongkok untuk menanamkan investasinya di Batam.
“Selain itu, berdasarkan total nilai investasi dari tahun 2015-2020, Tiongkok masuk dalam 10 besar negara dengan investasi tertinggi di Batam, dengan nilai lebih dari 60 Juta dollar Amerika pada kuartal 3 tahun 2020 ini,” terangnya.
“Kami menyadari bahwa Batam masih memiliki ruang untuk ditingkatkan dan kami sedang bekerja keras untuk membuat kemajuan, juga perbaikan guna meningkatkan investasi di Batam,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Urusan EKonomi Internasional BP Batam di Singapura, Dr. Michael Goutama, dalam laporannya, mengatakan, “Siang ini kita akan menyaksikan MoU antara 3 pihak, yaitu BP Batam, Great Wall Group dan China State Construction Engineering.
“Projek ini, sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat dan kita arahkan ke Batam. Dan dengan adanya kerjasama ini, kita harapkan pertumbuhan ekomoni Indonesia akan membaik, apalagi kita bekerja sama di bidang high technology,” kata Michael.